ETIKA
SEBAGAI TINJAUAN
A.
PENGERTIAN
ETIKA
Etika berasal dari bahasa Yunani yang
berarti ethos yang memiliki banyak arti
yaitu padang rumput, kandang,
kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, atau cara berpikir.
Arti
dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang
oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara
etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang
biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Menurut James J. Spillane SJ, Etika ialah mempertimbangkan atau
memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi suatu keputusan yang
berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia
dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku
seseorang kepada orang lain.
Menurut
Drs.
H. Burhanudin Salam, etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara
tentang nilai -nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam
kehidupannya. Sedangkan menurut A. Mustafa etika sebagai ilmu yang menyelidiki
terhadap perilaku mana yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan
perbuatan manusia sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.
Berdasarkan pengertian di atas tersebut, Etika
merupakan suatu ilmu yang membahas tentang baik buruknya perilaku manusia yang
dapat dipahami oleh pemikiran manusia.
Etika disebut juga sebagai filsafat moral, yang berbicara mengenai tindakan
manusia. Etika juga tidak mempersoalkan keadaan manusia tetapi lebih mengarah
bagaimana manusia harus bertindak.
Perilaku
manusia di tentukan berbagai macam norma-norma, seperti norma agama, norma
hukum, norma sopan santun, dan norma moral.
Yang dimaksud dengan norma agama
ialah perilaku manusia yang berasal dari agama, sedangkan norma hukum ialah perilaku
manusia yang berasal perundang-undangan yang diatur oleh Negara, sedangkan
norma sopan santun ialah norma yang berasal dari kehidupan sehari-hari manusia
itu sendiri, sedangkan norma moral ialah norma yang berasal dari etika manusia
itu sendiri.
B.
PRINSIP-PRINSIP ETIKA
Etika memiliki prinsip-prinsip yang bermaca-macam.
Diantaranya sebgai berikut :
· Prinsip Keindahan, yaitu segala
sesuatu yang mencakup rasa senang terhadap keindahan. Dalam prinsip ini manusia
ingin memperlihatkan nilai-nilai sesuatu yang indah dalam perilakunya, seperti
dalam berpakaian dan sebagainya.
· Prinsip Persamaan, yaitu setiap
manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga
muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan
ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi
perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.
· Prinsip Kebaikan, yaitu
prinsipmendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam
berinteraksi dengan lingkungannya, seperti saling membantu, hormat menghormati
dan sebagainya.
· Prinsip Keadilan, yaitu prinsip yang
mendasari bahwa seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak
mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain, seperti memberikan hukuman yang
adil dan sepantasnya terhadap para koruptor.
· Prinsip Kebebasan, kebebasan dapat
diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak
sesuai dengan pilihannya sendiri. setiap
manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri
sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu,
setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak
melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.
· Prinsip kebenaran, yaitu prinsip
yang digunakan dalam logika yang muncul hasil pemikiran manusia yang logis dan
rasional. Kebenaran juga harus dapat dibuktikan agar setiap kebenaran tersebut
dapat diyakini oleh masyarakat.
C.
BASIS TEORI ETIKA
a) Etika Teleologi
Teleologi merupakan kata yang diambil
dari bahasa Yunani, yaitu “telos” yang berarti tujuan, Mengukur baik
buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan.
berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi sebagai
berikut :
·
Egoisme Etis, yaitu bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan
untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan
tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan
dirinya.
·
Utilitarianisme, yaitu Utilitirianisme merupakan kata yang
berasal dari bahasa latin “utilis” yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini
suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus
menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
b)
Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’
yang berarti kewajiban. Yaitu kewajiban manusia untuk selalu bertindak baik.
Suatu tindakan dikatakan baik dan bermoral karena tindakan tersebut dilaksanakan
berdasarkan kewajiban yang harus dilaksanakan bukan pada tujuan atau akibat
dari tindakan tersebut.
c)
Teori
Hak
Teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku
manusia. Teori hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi,
karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang
logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua
manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
d)
Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap
atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa didefinisikan sebagai watak yang telah
diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk
bertingkah laku baik secara moral. Seperti keadilan, kebijaksanaan, suka
bekerja keras, serta hidup yang baik.
D. EGOISM
Egoism atau disebut juga egois
adalah suatu bentuk ketidak-pedulian kepada orang lain. Inti pandangan egoisme
adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi
dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang
adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Menurut saya sikap egoism atau
disebut juga egois tidak menggambarkan sikap manusia. Karena pada hakikatnya adalah
manusia sebagai makhluk social sangat dibutuhkan dan membutuhkan adanya
sosialisasi dan saling menghargai antar sesama manusia maupun makhluk hidup.
Karena dengan adanya sosialisasi dan
rasa saling menghargai satu sama lain mungkin akan sedikit mengurangi sikap
dari egois tersebut. Misalnya contoh kasus yang terjadi saat ini di Myanmar
khususnya musibah Rohingya, terdapat beberapa konflik disana. Sudah seharusnya
kita sesama makhluk hidup yang memiliki akal harus saling membantu mereka yang
saat ini sangat membutuhkan bantuan dari kita, bukan dengan cara pura-pura
tidak tahu ataupun tidak ingin tahu sama sekali. Tetapi sebaliknya, kita merasa
urusan kita paling penting, urasan yang kita miliki sangat mendesak, jadi kita
lebih memilih menutup mata, telinga, dan mulut. Bukankah itu yang disubut dari
sikap egois yang kita miliki?
Dari hal tersebut dapat kita
pelajari, bahwa pada dasarnya sikap egois sangat tidak menguntungkan terutama
pada diri kita sendiri. Mungkin salah satu dapat membantu mereka dengan cara
meluangkan waktu sedikit disela-sela pada saat kita beribadah kepada Tuhan YME,
dengan cara mendoakan mereka, tidak harus dengan materi. Mungkin diantara kita
ada rezeki yang cukup yang bisa membantu mereka baik secara langsung ataupun
melalui yayasan serta komunitas yang berkaitan untuk menolong mereka. Sedikit
tapi mungkin sangat berarti bagi mereka.
Tulisan ini saya buat tidak
bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, kurang lebihnya saya mohon maaf,
semoga tulisan ini bisa bermanfaat, terima kasih. J
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar