Life

Life

Kamis, 21 September 2017

ETIKA SEBAGAI TINJAUAN



ETIKA SEBAGAI TINJAUAN

A.          PENGERTIAN ETIKA
Etika berasal dari bahasa Yunani yang berarti ethos yang  memiliki banyak arti yaitu padang rumput, kandang, kebiasaan/adat, akhlak,watak, perasaan, sikap, atau cara berpikir.
Arti dari bentuk jamak inilah yang melatar-belakangi terbentuknya istilah Etika yang oleh Aristoteles dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Jadi, secara etimologis (asal usul kata), etika mempunyai arti yaitu ilmu tentang apa yang biasa dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan (K.Bertens, 2000).
Menurut James J. Spillane SJ, Etika ialah mempertimbangkan atau memperhatikan tingkah laku manusia dalam mengambi suatu keputusan yang berkaitan dengan moral. Etika lebih mengarah pada penggunaan akal budi manusia dengan objektivitas untuk menentukan benar atau salahnya serta tingkah laku seseorang kepada orang lain.
Menurut Drs. H. Burhanudin Salam, etika ialah suatu cabang ilmu filsafat yang berbicara tentang nilai -nilai dan norma yang dapat menentukan perilaku manusia dalam kehidupannya. Sedangkan menurut A. Mustafa etika sebagai ilmu yang menyelidiki terhadap perilaku mana yang baik dan yang buruk dan juga dengan memperhatikan perbuatan manusia sejauh apa yang telah diketahui oleh akal pikiran.
Berdasarkan pengertian di atas tersebut, Etika merupakan suatu ilmu yang membahas tentang baik buruknya perilaku manusia yang dapat  dipahami oleh pemikiran manusia. Etika disebut juga sebagai filsafat moral, yang berbicara mengenai tindakan manusia. Etika juga tidak mempersoalkan keadaan manusia tetapi lebih mengarah bagaimana manusia harus bertindak.
Perilaku manusia di tentukan berbagai macam norma-norma, seperti norma agama, norma hukum, norma sopan santun, dan norma moral.
Yang dimaksud dengan norma agama ialah perilaku manusia yang berasal dari agama, sedangkan norma hukum ialah perilaku manusia yang berasal perundang-undangan yang diatur oleh Negara, sedangkan norma sopan santun ialah norma yang berasal dari kehidupan sehari-hari manusia itu sendiri, sedangkan norma moral ialah norma yang berasal dari etika manusia itu sendiri.
B.           PRINSIP-PRINSIP ETIKA

Etika memiliki prinsip-prinsip yang bermaca-macam. Diantaranya sebgai berikut :

·      Prinsip Keindahan, yaitu segala sesuatu yang mencakup rasa senang terhadap keindahan. Dalam prinsip ini manusia ingin memperlihatkan nilai-nilai sesuatu yang indah dalam perilakunya, seperti dalam berpakaian dan sebagainya.

·      Prinsip Persamaan, yaitu setiap manusia pada hakikatnya memiliki hak dan tanggung jawab yang sama, sehingga muncul tuntutan terhadap persamaan hak antara laki-laki dan perempuan, persamaan ras, serta persamaan dalam berbagai bidang lainnya. Prinsip ini melandasi perilaku yang tidak diskrminatif atas dasar apapun.

·      Prinsip Kebaikan, yaitu prinsipmendasari perilaku individu untuk selalu berupaya berbuat kebaikan dalam berinteraksi dengan lingkungannya, seperti saling membantu, hormat menghormati dan sebagainya.

·      Prinsip Keadilan, yaitu prinsip yang mendasari bahwa seseorang untuk bertindak adil dan proporsional serta tidak mengambil sesuatu yang menjadi hak orang lain, seperti memberikan hukuman yang adil dan sepantasnya terhadap para koruptor.

·      Prinsip Kebebasan, kebebasan dapat diartikan sebagai keleluasaan individu untuk bertindak atau tidak bertindak sesuai dengan pilihannya sendiri.  setiap manusia mempunyai hak untuk melakukan sesuatu sesuai dengan kehendaknya sendiri sepanjang tidak merugikan atau mengganggu hak-hak orang lain. Oleh karena itu, setiap kebebasan harus diikuti dengan tanggung jawab sehingga manusia tidak melakukan tindakan yang semena-mena kepada orang lain.

·      Prinsip kebenaran, yaitu prinsip yang digunakan dalam logika yang muncul hasil pemikiran manusia yang logis dan rasional. Kebenaran juga harus dapat dibuktikan agar setiap kebenaran tersebut dapat diyakini oleh masyarakat.

C.          BASIS TEORI ETIKA
a)      Etika Teleologi
Teleologi merupakan kata yang diambil dari bahasa Yunani, yaitu  “telos” yang berarti tujuan, Mengukur baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan tindakan. berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua aliran etika teleologi sebagai berikut :
·         Egoisme Etis, yaitu bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
·         Utilitarianisme, yaitu Utilitirianisme merupakan kata yang berasal dari bahasa latin “utilis” yang berarti bermanfaat. Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja  satu dua orang melainkan masyarakat sebagai keseluruhan.

b)      Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata  Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban. Yaitu kewajiban manusia untuk selalu bertindak baik. Suatu tindakan dikatakan baik dan bermoral karena tindakan tersebut dilaksanakan berdasarkan kewajiban yang harus dilaksanakan bukan pada tujuan atau akibat dari tindakan tersebut.

c)      Teori Hak
Teori hak adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk mengevaluasi  baik buruknya  suatu perbuatan atau perilaku manusia. Teori hak merupakan suatu aspek  dari teori deontologi, karena berkaitan dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama. Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran demokratis.

d)     Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang  sikap atau akhlak seseorang. Keutamaan bisa didefinisikan  sebagai  watak  yang telah diperoleh  seseorang dan memungkinkan  dia untuk bertingkah laku baik secara moral. Seperti keadilan, kebijaksanaan, suka bekerja keras, serta hidup yang baik.

D.    EGOISM
Egoism atau disebut juga egois adalah suatu bentuk ketidak-pedulian kepada orang lain. Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya sendiri. Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Menurut saya sikap egoism atau disebut juga egois tidak menggambarkan sikap manusia. Karena pada hakikatnya adalah manusia sebagai makhluk social sangat dibutuhkan dan membutuhkan adanya sosialisasi dan saling menghargai antar sesama manusia maupun makhluk hidup.
Karena dengan adanya sosialisasi dan rasa saling menghargai satu sama lain mungkin akan sedikit mengurangi sikap dari egois tersebut. Misalnya contoh kasus yang terjadi saat ini di Myanmar khususnya musibah Rohingya, terdapat beberapa konflik disana. Sudah seharusnya kita sesama makhluk hidup yang memiliki akal harus saling membantu mereka yang saat ini sangat membutuhkan bantuan dari kita, bukan dengan cara pura-pura tidak tahu ataupun tidak ingin tahu sama sekali. Tetapi sebaliknya, kita merasa urusan kita paling penting, urasan yang kita miliki sangat mendesak, jadi kita lebih memilih menutup mata, telinga, dan mulut. Bukankah itu yang disubut dari sikap egois yang kita miliki?
Dari hal tersebut dapat kita pelajari, bahwa pada dasarnya sikap egois sangat tidak menguntungkan terutama pada diri kita sendiri. Mungkin salah satu dapat membantu mereka dengan cara meluangkan waktu sedikit disela-sela pada saat kita beribadah kepada Tuhan YME, dengan cara mendoakan mereka, tidak harus dengan materi. Mungkin diantara kita ada rezeki yang cukup yang bisa membantu mereka baik secara langsung ataupun melalui yayasan serta komunitas yang berkaitan untuk menolong mereka. Sedikit tapi mungkin sangat berarti bagi mereka.
Tulisan ini saya buat tidak bermaksud untuk menyinggung pihak manapun, kurang lebihnya saya mohon maaf, semoga tulisan ini bisa bermanfaat, terima kasih. J



DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar